Oleh : Dr. Ir. Adi Susanto, S.Pi., M.Si., IPU.
(Dosen Fakultas Pertanian Prodi Ilmu Perikanan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
PENDAHULUAN
Penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya (light fishing) telah dikenal di berbagai negara, terutama di wilayah Asia antara lain Jepang, China, Korea. Thailand dan Indonesia. Penggunaan lampu merupakan salah satu teknik modern dan efektif dengan memanfaatkan tingkah laku ikan yang tertarik dengan cahaya agar berkumpul di sekitar alattangkap (Anongponyoskun et al. 2011). Perkembangan perikanan lampu di Indonesia dipelopori oleh nelayan di perairan Sulawesi Selatan yang menggunakan bagan tancap dengan lampu petromaks pada era 1950an (Sudirman dan Musbir 2009). Perkembangannya semakin pesat setelah ditemukannya berbagai lampu listrik berupa lampu merkuri, halogen, fluorescent dan metal halide yang memiliki iluminasi cahaya lebih tinggi dibandingkan lampu petromaks (Wisudo et al. 2002).
Teluk Banten merupakan salah satu daerah penangkapan utama bagi nelayan bagan tancap di Provinsi Banten dengan target tangkapan utama berbagai jenis teri (Stolephorus sp.); cumi-cumi (Loligo sp.) dan ikan tembang (Sardinella sp.). Nelayan bagan menggunakan lampu compact fluorescent (CFL/ neon) yang memiliki daya 24-90 watt dengan jumlah antara 8-14 unit (Susanto et al. 2015). Lampu neon dipilih karena cahayanya menyebar luas, harganya terjangkau dan mudah diperoleh (Sudirman et al. 2013; Susanto et al. 2015; Puspito dan Suherman 2012; Puspito et al. 2015). Selain itu, bagan tancap dengan lampu neon di Selat Makassar memiliki hasil tangkapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu pijar dan lampu merkuri (Sudirman et al. 2013). Bagan tancap merupakan usaha penangkapan ikan skala kecil yang sejak tahun 1980an hingga saat ini masih bertahan di perairan Teluk Banten.
Meskipun penggunaan lampu neon mampu meningkatkan produktivitas penangkapan pada bagan tancap, namun membutuhkan bahan bakar dalam jumlah besar sehingga biaya operasionalnya
meningkat. Penggunaan BBM bukan hanya berdampak pada biaya operasional penangkapan, namun juga berkontribusi signifikan pada pencemaran udara. Inovasi teknologi perlu dikembangkan sehingga dapat menghasilkan teknologi pencahayaan yang tidak hanya efektif namun juga ramah lingkungan. Berkembangnya light emitting diode (LED) yang memiliki konsumsi daya rendah sangat potensial untuk diterapkan pada perikanan bagan. Susanto et al. (2017a) menyatakanbahwa penggunaan lampu LED pada bagan tancap di Teluk Banten mampu menurunkan konsumsi BBM hingga 30% dan meningkatkan hasil tangkapan utama hingga 25%.
Selain menghemat energi dan meningkatkan efisiensi penangkapan, pengembangan LED fishing lamp juga dapat dikombinasikan dengan pemanfaatansumber energi terbarukan sehingga lebih ramah lingkungan. Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial dikembangkan untuk perikanan bagan adalah pemanfaatan air laut sebagai sumber energi listrik melalui penggunaan baterai air laut. Mursyidah et al. (2013) menyatakan bahwa potensi pemanfaatan air laut sebagai sumber energi listrik untuk menyalakan lampu LED sangat tinggi. Baterai air laut telah digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk peralatan militer, lampu darurat dan peralatan komersial lainnya (Hongyang et al. 2009; Yu et al. 2015). Meskipun demikian, pemanfaatan baterai air laut sebagai sumber energi listrik untuk penangkapan ikan belum berkembang karena biaya untuk pembuatan elektrode yang tinggi dan ketersediaannya terbatas. Inovasi teknologi LED fishing lamp dengan sumber energi terbarukan berupa baterai air laut yang terintegrasi dalam suatu paket teknologi pencahayaan dapat menjadi alternatif solusi bagi permasalahan ketiadaan fishing lamp yang efisien dan ramah lingkungan untuk diterapkan pada perikanan bagan.
PENGGUNAAN LED PADA PERIKANAN TANGKAP
Berkembangnya teknologi LED sebagai lampu hemat energi generasi terbaru sangat potensial untuk dapat diterapkan pada perikanan bagan tancap Lampu LED dapat dikembangkan sebagai fishing lamp untuk melengkapi pilihan lampu lainnya yang saat ini masih digunakan oleh nelayan (Gambar 1). Hasil penelitian yang telah dilakukan sejak awal tahun 2000an hingga saat ini menunjukkan bahwa penggunaan lampu LED sebagai fishing lamp memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan lampu listrik generasi sebelumnya. Keunggulan tersebut yaitu hemat energi, umur teknis yang lebih lama, meningkatkan efisiensi penangkapan, dapat menghasilkan cahaya dengan warna tertentu serta ramah lingkungan.
Gambar 1 Perkembangan jenis lampu yang digunakan pada light fishing (Nguyen and Winger 2018)
Perikanan bagan tancap di Teluk Banten umumnya menggunakan 6-8 lampu neon (flurescent) dengan sumber listrik dari generator bensin. Nelayan umumnya menggunakan neon tipe 4U karena cahayanya memiliki sebaran yang lebih luas dan harganya relatif lebih murah dibandingkan tipe spiral dengan daya yang sama. Introduksi suatu fishing lamp baru akan lebih mudah diterima oleh nelayan apabila memiliki efektivitas yang lebih tinggi dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan lampu neon yang saat ini digunakan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka pengembangan fishing lamp dilakukan melalui serangkaian proses rekayasa desain hingga diperoleh hasil yang paling optimal. Selain aspek teknis, pengembangan desain fishing lamp juga dilakukan berdasarkan aspek respons, tingkah laku dan adaptasi fisiologis ikan target. Hasilnya, desain LED fishing lamp yang diperoleh bukan hanya baik secara teknis namun juga efektif dalam memikat dan mengonsentrasikan ikan pada area pencahayaan utama.
Pemilihan warna LED yang dikembangkan sebagai fishing lamp harus dilakukan berdasarkan pada hasil analisis respons, tingkah laku dan adaptasi fisiologis ikan target mulai dari lingkungan laboratorium, karamba penelitian dan uji coba penangkapan langsung menggunakan bagan tancap. Ukuran dan konfigurasi lampu LED dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis sebaran intensitas cahaya pada medium udara dan medium air pada kedalaman perairan yang berbeda. Penentuan jenis dan daya lampu neon pada uji coba penangkapan dilakukan berdasarkan kesamaan sebaran intensitas cahayanya dengan LED fishing lamp hasil rancangan, sehingga tingkat efektivitas masingmasing lampu dapat diukur dengan lebih akurat
Baterai air laut dengan elektrode Cu-Zn mampu memberikan daya yang cukup untuk menyalakan lampu LED selama dua jam uji coba penangkapan. Baterai langsung bekerja menghasilkan listrik ketika dicelupkan ke dalam air sehingga memudahkan nelayan dalam penggunaannya. Lampu LED hijau memiliki kinerja teknis yang lebih baik dibandingkan dengan lampu lainnya. Nilai efektivitas penangkapannya juga paling tinggi di antara semua lampu yang digunakan. Meskipun demikian, penerapan LED hijau sebagai fishing lamp untuk perikanan bagan masih memerlukan uji terap dengan durasi yang lama dan pengulangan yang lebih banyak, terutama berkaitan dengan musim dan daerah penangkapan yang berbeda. Hal ini perlu dilakukan untuk membangun kepercayaan nelayan bahwa LED hijau memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan lampu neon yang selama ini digunakan.
KEUNGGULAN LED DAN SEAWATER BATTERY
Penerapan LED fishing lamp pada perikanan bagan tancap membutuhkan biaya investasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan lampu neon. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk satu tahun pengoperasian juga lebih besar karena digunakan untuk penggantian elektrode baterai air laut. Meskipun demikian, keuntungan yang diperoleh relatif lebih tinggi karena LED fishing lamp lebih efektif dalam menarik dan mengonsentrasikan ikan pada catchable area. Produktivitas penangkapan bagan per watt energi yang dikeluarkan juga lebih besar dibandingkan dengan lampu neon sehingga penggunaan LED fishing lamp dapat meningkatkan efisiensi penangkapan ikan pada bagan tancap. Perhitungan dengan analisis ekonomi menunjukkan bahwa penggunaan lampu neonmemberikan keuntungan yang lebih kecil dan nilai R/C yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan LED fishing lamp. Dalam p enerapannya, penggunaan LED fishing lamp pada perikanan bagan tancap dapat dilakukan dengan tiga alternatif sumber energi. Pilihan pertama adalah dengan menggunakan baterai air laut. Nilai keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan RES berupa air laut lebih dari 86 juta rupiah. Penggunaan generator sebagai sumber energi listrik untuk LED fishing lamp menghasilkan keuntungan yang lebih kecil. Sebaliknya penggunaan aki sebagai sumber energi lampu LED menghasilkan keuntungan usaha yang paling tinggi dengan nilai R/C sebesar 2.20.
Integrasi sistem baterai air laut dan LED fishing lamp merupakan bentuk inovasi dalam teknologi pencahayaan yang efisien dan ramah lingkungan untuk perikanan light fishing skala kecil. Mekanisme kerja yang sederhana dari baterai air laut hingga menghasilkan intensitas cahaya yang setara neon 50 W menjadikannya mudah untuk diterapkan dimasyarakat. Baterai air laut yang telah dikemas dalam kotak khusus dengan bobot 12 kg untuk enam sel yang disusun seri mudah dibawa oleh nelayan. Selain itu, LED fishing lamp dapat dimasukkan dalam tas pancing yang mudah diperoleh. Bobot LED fishing lamp tidak lebih dari 2 kg dan tidak mudah pecah, sehingga lebih aman dan praktis untuk digunakan pada perikanan bagan tancap. Ilustrasi integrasi teknologi LED fishing lamp dan sea water baterry disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Ilustrasi integrasi LED fishing lamp dan sea water battery
Pemanfaatan LED fishing lamp dengan baterai air laut pada perikanan bagan memerlukan tahapan adopsi teknologi yang tepat sehingga hasil penelitian yang peroleh dapat diterapkan. Keberhasilan adopsi suatu teknologi baru selain ditentukan oleh aspek kinerja teknis juga dipengaruhi oleh kesesuaian teknologi yang dihasilkan dengan karakteristik sosial dan kebiasaan masyarakat (Musyafak dan Ibrahim 2005; Setyawan 2017). Adopsi teknologi bukan hanya tentang perubahan penggunaan neon menjadi LED fishing lamp sebagai sumber cahaya, namun juga pengetahuan, sikap dan kebiasaan nelayan yang harus disesuaikan dengan karakteristik dan teknik pengoperasian LED fishing lamp pada penangkapan ikan dengan bagan tancap.
PENUTUP
Penggunaan LED fishing lamp pada perikanan bagan tancap memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu neon. Produktivitas per watt penangkapan dengan LED fishing lamp 33 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lampu neon. Integrasi LED fishing lamp dan sea water battery menjadi pilihan yang tepat untuk menghasilkan teknologi pencahayaan yang efisien, efektif dan ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anongponyoskun M, Awaiwanont K, Ananpongsuk S, Arnupapboon S. 2011. Comparison of different light spectra in fishing lamps. Kasetsart J Natural Science. 45:856-862.
Hongyang Z, Pei B, Dongying J. 2009. Electrochemical performance of magnesium alloy and its application on the sea water battery. Journal of Environmental Sciences. Supplement:S88–S91.
Mursyidah, Susanto A, Isnaeni BS. 2013. The utilization of sea water in a especially designed battery (sabrine swall battery). ASEAN J of System Engineering. 1(1):1-7.
Musyafak A, Ibrahim TM. 2005. Strategi percepatan adopsi dan difusi inovasi pertanian mendukung prima tani. Analisis Kebijakan Pertanian. 3(1):20-37.
Nguyen KQ, Winger PD. 2018. Artificial light in commercial industrialized fishing applications: a review. Reviews in Fisheries Science & Aquaculture. doi:10.1080/233 08249.2018.1496065, fortcoming.
Puspito G, Suherman A. 2012. Effectiveness of fluorescent lamp on lift net fishery. J of App Sci Res. 8(9):4828-4836.
Setyawan S. 2017. Pola proses penyebaran dan penerimaan informasi teknologi kamera DSLR. Komuniti. 9(2):146-156.
Sudirman, Musbir. 2009. Impact of light fishing on sustainable fisheries in Indonesia. International Symposium on Ocean Science, Technology and Policy of World Ocean Conference. 2011 May 12-14; Manado, Indonesia. Manado (ID): Universitas Hasanuddin. p 1-11; [diunduh 2015 Maret 20]. Tersedia pada: http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/874/PAPER%20WOCSUDIR%20 UNHAS2009.pdf?sequence=1.
Sudirman, Najamuddin, Palo M. 2013. Efektivitas penggunaan berbagai jenis lampu listrik untuk menarik perhatian ikan pelagis kecil pada bagan tancap. JPPI. 19(3):157-165.
Susanto A, Putra Y, Fitri ADP, Sutanto H. 2015. Karakteristik cahaya lampu pada bagan tancap di perairan Teluk Banten. Prosiding Seminar Nasional Perikanan Tangkap 6. 2015 Okt 22; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB-FK2PT. p 66-75. ISBN 978-979-1225-34-2.
Susanto A, Irnawati R, Mustahal, Syabana MA. 2017a. Fishing efficiency of LED lamps for fixed lift net fisheries in Banten Bay Indonesia. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 17:283-291.
Wisudo SH, Sakai H, Takeda S, Akiyama S, Arimoto T, Takayama T. 2002. Total lumen estimation of fishing lamp by means of rousseau diagram analysis with lux measurement. J Fis Sci. 68(sup1):479-480.
Yu K, Xiong HQ, Wen L, Dai YL, Yang SH, Fan SF, Teng F, Qiao HY. 2015. Discharge behavior and electrochemical properties of Mg-Al-Sn alloy anode for seawater activated battery. Transactiono of Nonferrous Metals Society of China. 25:1234-1240. doi:10.1016/S1003-6326(15)63720-7.