Sekilas Info

BENARKAH INDONESIA DIJAJAH 350 TAHUN OLEH BELANDA?

Oleh: Ir. Suhariyanto, IPU., ASEAN Eng.

(Pengasuh Majalah Rimba Indonesia)

Kita baru saja merayakan dan memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia ke 79 tahun pada tanggal 17 Agustus 2024. Judul di atas terasa bernada skeptis, karena banyak orang sudah  tertanam pengertiannya, bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 3,5 abad atau 350 tahun. Ini harus dibuktikan, bukan dengan judgement pembenaran.

MF Akriansyah menulis di CNBC Indonesia (17 Agustus 2024) antara lain sebagai berikut. Selama ini kita dipaksa mempercayai narasi Indonesia dijajah selam 3,5 abad atau 350 tahun oleh Belanda. Pemaksaan ini kemudian menghasilkan memori bawah sadar masyarakat Indonesia kalau benar Indonesia dijajah selama itu oleh negeri kincir angin.  Beruntung pada 1968 ada seorang ahli hukum bernama Gertrudes Johannes Resink  yang sukses mematahkan mitos tersebut. Resink dalam karya Indonesia’s History Between the Myths: Essays in Legal History and Historical Theory (1968). Hasilnya menyimpulkan bahwa Indonesia tidah dijajah 350 tahun oleh Belanda.

Bagaimana Bisa?

Selama ini narasi 350 tahun penjajahan diperoleh dari awal mula kedatangan orang Belanda pertama kali ke Indonesia pada 1596 sampai kemerdekaan tahun 1945. Namun, hal yang harus dicermati, apakah kedatangan orang Belanda pertama kali bertujuan untuk menjajah? Sejarah mencatat mereka datang untuk berdagang, sekalipun dari perdagangan proses kolonialisme tercipta. Lalu, jika terjadi penjajahan, apa iya pemerintah kolonial Belanda menguasai wilayah Indonesia dalam satu waktu bersamaan? Tentu tidak. Pemerintah kolonial Belanda sendiri baru terbentuk sekitar tahun 1800, setelah VOC bangkrut.  Kedua pertanyaan itu kemudian mendorong Resink melakukan riset.

Pada abad ke 17 misalnya, kerajaan-kerajaan lokal bisa menjalin hubungan diplomatik dengan bangsa-bangsa lain tanpa diatur oleh pemerintahan VOC. Lalu, sepanjang 1900-an, masih banyak kerajaan lokal yang belum dijajah Belanda. Seperti, Aceh yang baru dikalahkan pada 1903, Bone pada 1905, dan Klungkung, Bali, pada 1908. Dari sini, Resink mengambil kesimpulan, tidak ada satupun wilayah Indonesia yang benar-benar dijajah selama 350 tahun. Jika menarik garis dari pendudukan di Klungkung, Bali, pada tahun 1908 saja, maka Belanda baru menjajah Indonesia 37 tahun. Kendati kekeliruan terjadi, Belanda tetap saja ngotot menjajah Indonesia selama 350 tahun. Sikap ini sebetulnya ditunjukkan untuk gagah-gagahan. Pada 1936 misalnya, Gubernur Jenderal de Jonge dengan bangga menyebut sudah menjajah Indonesia selama 300 tahun, supaya orang tahu betapa kuatnya Belanda. Padahal, Belanda saja baru bisa menguasai seluruh wilayah pada tahun 1900-an. Sayangnya, sekalipun sudah ada yang mematahkan mitos tersebut, banyak orang terlanjur percaya Indonesia dijajah 350 tahun oleh Belanda.

Sejarah.

Apa makna mempelajari sejarah? Sejarah adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lalu, yang dipelajari dan diselidiki untuk menjadi acuan serta pedoman kehidupan masa mendatang. Jadi, ada bukti – fakta dengan bukti. Bila tidak ada bukti, itu adalah klaim yang cenderung bersifat mitos. Kita dijajah Belanda 350 tahun memang sulit dibuktikan. Yang menjadi persoalan bukan berapa lama bangsa Indonesia dijajah Belanda, tetapi faktanya kita telah menjadi orang yang dibelenggu oleh penjajajahan atau menjadi orang yang tidak merdeka. Kita tidak punya kebebasan dalam hal free  will, free choice, dan free action dalam menentukan nasib sendiri; semuanya sangat bergantung pada bangsa yang menjajah kita. Dengan pengertian lain, kita tidak punya harga diri sebagai manusia. Itulah hakekatnya kita sebagai bangsa terjajah. Oleh karena itu, betapa sangat berharganya Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 itu. Proklamasi kemerdekaan itu adalah pintu gerbang bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa dan negara Indonesia dengan jati diri yang merdeka, berdaulat dan bermartabat. Siapapun jangan ada yang menjajah kita lagi, termasuk bangsa sendiri. Merdeka atau mati. Selamat menjadi orang dan bangsa merdeka.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *