PENGANTAR REDAKSI MRI VOLUME 79
Di Indonesia, kemarau panjang akibat El Nino pada 2023 telah mengikis produksi beras nasional sebanyak 0,44 juta ton. Pada 2024 Indonesia berpotensi kekurangan beras 3,8 juta ton dari sebelumnya diperkirakan kurang 5 juta ton. Kementerian Pertanian RI menjelaskan, hal itu terjadi lantaran dampak El Nino tahun lalu berlanjut hingga tahun ini. Luas tanam padi pada Oktober 2023- April 2024 seluas 6,55 juta hektare. Luas tanam itu turun 36,9% atau 3,83 juta hektare jika dibandingkan dengan rerata luas tanam periode 2015-2019 yang mencapai 10,39 juta hektare.
Peningkatan kebutuhan pangan dan air akan berjalan beriringan dengan perubahan iklim. Dalam laporannya bertajuk Ending Groundwater Overdraft without Affecting Food Security yang dirilis pada 14 Juni 2024, Institut Penelitian Kebijakan Pangan Internasional (IFPRI) memperkirakan permintaan tanaman pangan secara global akan meningkat 40% dan khusus beras 11% pada 2020 ke 2050.
Tergantung air. Begitu juga dengan permintaan terhadap air. Dalam periode tersebut, kebutuhan air secara global diperkirakan meningkat 17% dan khusus sektor pertanian 12%. Sementara itu, dalam laporannya bertajuk The Green, Blue, and Grey Water Footprint of Rice, UNESCO-IHE Institute for Water Education menekankan, produksi beras sangat bergantung pada air. Rerata konsumsi air untuk padi secara global sebesar 1.325 m3/ton gabah. Dari jumlah itu, 48% berasal dari air dalam tanah dan air permukaan, 44% air hujan, dan 8% limbah air. Di Indonesia, rerata konsumsi air untuk padi 2.114 m3/ton gabah (AK Chapagain dan AY Hoekstra, 2020). Air yang dibutuhkan untuk memproduksi satu ton gabah sekitar 111.263,16 galon air mineral (kapasitas 19 liter).
Saat permintaan beras bertambah, peningkatan produktivitas padi dan pencetakan sawah perlu dilakukan. Bahkan sawah tadah hujan yang semula hanya bisa ditanami padi setahun sekali, disulap agar dapat ditanami tiga kali setahun. Hasil riset IFPRI menyebutkan, tanpa air tanah, produksi beras dan gandum akan turun, masing-masing 1,8% dan 1,5% dalam satu musim tanam. Meski begitu, IFPRI menyarankan penggunaan sumber air tanah diminimalisasi agar tidak terjadi degradasi air dan tanah.
Kita semua tahu dan memahami apa, mengapa dan bagaimana keberadaan (eksistensi) dan peran hutan terhadap iklim dan pengaturan tata air atau hidroorologi; artinya, hutan itu keberadaan dan perannya adalah sebagai regulator alam, terutama yang ada di wilayah hulu DAS. Regulator alam berarti didalamnya terkandung Teknik Konservasi tanah yang tidak bisa diabaikan, dalam hal ini terhadap kecukupan tersedianya air.
Melalui majalah Rimba Indonesia Volume 79 bertemakan: Hutan, Konservasi Tanah dan Kecukupan Air. Tema ini bertujuan mengingatkan dan atau menyegarkan baik pengambil kebijakan maupun masyarakat umum (publik), betapa penting dan strategisnya keberadaan dan peran hutan itu, khususnya berkaitan dengan kecukupan ketersediaan air, yang sangat menentukan hidup, kehidupan, dan penghidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya di bumi ini.
Selamat membaca. Selamat merayakan Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025.