IR. H. WIDAYAT EDY PRANOTO
Oleh: Slamet Soedjono
Redaktur MRI
Dalam rapat Dewan Redaksi Majalah Rimba Indonesia (MRI) tanggal 5 Februari 2020 telah diputuskan bahwa untuk pengisian rubrik obituari MRI edisi 65 akan dimuat alm. Ir. H. Widayat Edy Pranoto mantan Staf Ahli Menteri Kehutanan tahun 1983-1990. Berikut kenangan almarhum semasa hidupnya.
Ir. H. Widayat Edy Pranoto dilahirkan di Wonogiri Surakarta Jawa Tengah pada tanggal 7 Mei 1930 putera dari bapak Sastrowimono, Jurutulis (Helper) Kantor Kabupaten Wonogiri. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Rakyat di Wuryantoro oleh orang tuanya dipindahkan ke Sekolah Rakyat 6 tahun Among Siswo di Solo (bekas sekolah Belanda yang masih menggunakan bahasa Belanda). Setelah tamat dari sekolah ini almarhum melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 di kota Solo hingga lulus tahun 1947. Dari SMPN 2 Solo almarhum meneruskan pendidikan ke Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Yogyakarta yang berikatan dinas (mendapat bea siswa dan diasramakan). Ketika duduk di klas II kota Yogyakarta sebagai ibu kota RI diserbu dan diduduki tentara Belanda, sekolah ditutup sementara (diliburkan) para siswanya ada yang ikut perang gerilya mempertahankan Kemerdekaan RI ada yang pulang ke kampung halamannya. Pemuda Widayat memilih pulang ke kampung halaman (Wonogiri) dan ikut membantu perjuangan di wilayah tersebut. Lebih kurang setahun kemudian SKMA Yogyakarta dibuka kembali pemuda Widayat bersekolah kembali di Yogya. Tahun 1950 SKMA Yogya dipindah ke Bogor digabung dengan SKMA Bogor bikinan Belanda yang pelajaran sekolahnya memakai bahasa Belanda karena itu siswa SKMA yang dari Yogya banyak mengalami kesulitan (kedodoran) dalam mengikuti pelajarannya. Meski demikian pada tahun 1951 pemuda Widayat berhasil lulus terbaik menduduki peringkat kedua sedangkan peringkat pertama diraih oleh Andang Trihadi. Sesuai peraturan yang berlaku saat itu kedua pemuda yang baru diangkat sebagai pegawai negeri mendapat kehormatan langsung diberikan tugas belajar ke Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Universitas Gajah Mada sebagai “pegawai tugas belajar” tanpa harus bekerja dulu sebagaimana ketentuan ikatan dinas SKMA. Tugas belajar baru dapat diselesaikan tahun 1958 (7 tahun) disebabkan saat awal berdirinya Universitas Gajah Mada banyak mengalami kesulitan dosen, buku-buku pelajaran/perpustakaan, fasilitas praktikum di lab dan bimbingan studi untuk pembuatan skripsi, banyak dosen didatangkan dari luar (dosen terbang). Masa penyelesaian studi 7 tahun waktu itu sudah termasuk baik, cukup banyak yang menyelesaikannya lebih dari 10 tahun.
Setelah lulus tugas pertama yang diberikan kepadanya adalah diperbantukan kepada Biro Penafsiran Foto Udara di Bogor dan diangkat sebagai Kepala Bagian Pendidikan untuk mendidik siswa-siswa calon Penafsir Foto Udara yang direkrut dari para lulusan SMA yang berminat dan berbakat. Pendidikan dilaksanakan selama setahun dengan ikatan dinas, setelah lulus langsung diangkat sebagai pegawai negeri. Bertugas disini cukup lama 1958-1962, kemudian pada tahun 1962 tugasnya dipindahkan ke Jawa Timur diangkat sebagai Administratur Perhutani/ KKPH Jatirogo. Hanya setahun bertugas di Jatirogo tahun 1963 dipindahtugaskan ke Irian Barat diangkat sebagai Kepala Biro Planologi Kehutanan Manokwari (1963-1965). Tahun 1966-1967 dipindahkan dari Irian Barat diperbantukan ke BPU PN Perhutani di Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1967 diangkat sebagai Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah di Palangkaraya yang merupakan Kepala Dinas Kehutanan kedua di Provinsi Kalimantan Tengah (yang Pertama adalah Ir. Uum Sumawidjaja). Penugasan disini berlangsung hingga 1978, merupakan penugasan paling lama selama karirnya sebagai pegawai negeri dan merupakan Kepala Dinas Kehutanan terlama di provinsi ini. Tahun 1978-1983 bertugas sebagai Staf Ahli Direktorat Jenderal Kehutanan di Jakarta dan pada tahun 1983 ketika oleh Pemerintah Orde Baru dibentuk Departeman Kehutanan almarhum diangkat menjadi Staf Ahli Menteri (SAM) Kehutanan bidang Ketanagakerjaan Kehutanan, Menjabat Staf Ahli Menteri Bidang Ketenagakerjaan ini belangsung selama 7 tahun hingga tiba saatnya pensiun tahun 1990 meski pada tahun 1988 terjadi penggantian Menteri Kehutanan.
Selama bekerja sebagai pegawai negeri mengabdi kepada Bangsa dan Negara almarhum mempunyai prinsip dimanapun ditugaskan akan berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, sungguh-sungguh, berdisiplin tinggi, bertanggungjawab dan dengan semangat pengabdian yang tinggi.
Beberapa kesan mendalam selama bekerja sebagai PNS mengabdi kepada Negara dan Bangsanya yang pernah disampaikan kepada penulis semasa hidupnya diantaranya adalah :
- Merasa besyukur sempat ikut pertama kali memperkenalkan dan memperkembangkan penggunaan fotogrametri kehutanan di Indonesia untuk pemetaan hutan dan potensi tegakannya.
- Dalam waktu lebih kurang 1,5 tahun selama menjadi Administratur KPH Jatirogo Jawa Timur dapat mengatasi kesulitan transportasi mengeluarkan kayu sampai ke Tempat Penjualan/Penimbunan Kayu (TPK), sementara gangguan keamanan hutan yang merajalela disebabkan perbuatan BTI juga dapat diredam.
- Dalam masa transisi pengalihan pemerintahan dari Belanda ke Indonesia (UNTEA) yang segalanya serba sulit dan masyarakat yang terbelakang sering mengganggu, dalam waktu satu tahun Biro Planologi yang dipimpinnya dapat menyelesaikan survei potensi hutan untuk 2 Perusaahan Kayu yaitu Perusahaan Konsesi Hutan Phillipina dan Perusahaan Penggergajian Kayu Negara (PKN) di Manokwari hingga kedua perusahaan tersebut dapat beroperasi sebagaimana yang direncanakan.
- Merintis dari awal usaha pembukaan Pengusahaan Hutan dan Industri Pengolahan Hasil Hutan di Kalimantan Tengah hingga berhasil menjadi daerah penghasil US $ terbesar kedua di Indonesia setelah Kalimantan Timur.
- Selama 7 tahun menjadi Staf Ahli Menteri Kehutanan bersama Setjen/Setditjen berhasil menyusun Perencanaan Ketenakerjaan Kehutanan Nasional, Pola Karir dan Kependidikan Tenaga Kehutanan, penggantian tenaga kerja Asing di HPH dan Industri Perkayuan dengan WNI yang terdidik dan terlatih, serta menetapkan jabatan-jabatan di HPH yang harus dijabat oleh Teknisi Kehutanan.
Almarhun Ir. H.Widajat Edy Pranoto dipanggil Allah Yang Maha Kuasa untuk menghadap-Nya pada tanggal 16 Januari 2020 pada usia hampir 90 tahun setelah menderita sakit tua beberapa lamanya. Jenazah almarhum dimakamkan pada tanggal 17 Januari 2020 di Pemakaman Islam San Diego Hill Karawang Jabar.
Kepergian almarhum meninggalkan kepedihan yang mendalam bagi istri dan anak cucu yang ditinggalkan, dan menyisakan berbagai kenangan tentang kehangatan, kasih sayang, perhatian kepedulian, ketegasan dan kedisiplinan.
Hobi almarhum adalah bersilaturakhim, memelihara burung dan tanaman serta menyanyi.
Almarhum meninggalkan keluarga seorang isteri, 2 anak, 6 cucu dan 3 cicit.
Semoga almarhum husnul khotimah.